Perangkat lunak SIG (Sistem Informasi Geografik) biasanya mengelola data berformat vektor. Bila fasilitas untuk data raster tersedia, biasanya digunakan hanya untuk menampilkan data tersebut bukan untuk keperluan analisis data. Oleh karena itu, diperlukan metode tambahan bila akan menggunakan SIG untuk analisis geo-spasial yang melibatkan banyak variabel. Penggunaan metode grid sederhana dengan perhitungan informasi bersifat numerik dapat diterapkan untuk berbagai tujuan analisa geo-spasial. Metode tersebut dilakukan dengan pembuatan grid pada peta daerah yang akan dianalisa, pembuatan struktur data sesuai dengan jumlah dan karakteristik variabel yang ditetapkan, pemasukan data, dan perhitungan data menggunakan pendekatan statistik dan matematika.
Beberapa variabel yang digunakan dalam penerapan metode ini, diantaranya adalah tipe batuan, struktur geologi, kemiringan lereng, tingkat pelapukan, penggunaan lahan, dan intensitas curah hujan. Hasil analisa menunjukkan bahwa Cekungan Bandung dapat dikelompokkan menjadi 5 zona erosi, yaitu erosi sangat kuat, erosi kuat, erosi menengah, erosi rendah, dan erosi sangat rendah.
Pada umumnya, kawasan rawan banjir menempati bentangalam berupa depresi. Di daerah tersebut air permukaan terkonsentrasi lebih dalam dibandingkan daerah sekitarnya.
Hasil analisa data dan hasil survei lapangan diverifikasi menggunakan uji beda rata-rata (t-test). Hasil uji menunjukkan bahwa diantara keduanya secara signifikan tidak berbeda, dimana “thitung < ttabel”. Fenomena tersebut menunjukkan bahwa metode grid sederhana dapat digunakan untuk analisa data geo-spasial terkait dengan aplikasi SIG untuk deliniasi zona erosi dan banjir.
Komentar Terbaru